Jodoh Tidak Akan Salah
Ahad , 13 sep , 2015
Di
sebuah Universitas Islam di Jakarta, seorang ikhwan jatuh hati kepada
seorang akhwat, ia ingin menjadikannya sebagai pendamping hidup. Diapun
mengutarakan niat mulia tersebut kepada sang akhwat, “Ukhti maukah
engkau menjadi Istri ana ?” ujar ikhwan itu.
Gayungpun bersambut,
ternyata cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Akhwat itu pun
bersedia untuk diperistri oleh sang ikhwan.
Namun, sebuah
kenyataan pahit harus mereka terima, ternyata ayah dari sang akhwat
telah lebih dahulu menerima pinangan seorang lelaki lain untuk menikahi
putrinya.
Tidak ingin mengecewakan sang ayah, akhwat tersebutpun
menerima pilihan ayahnya, walau ada sedikit berat dalam hatinya, ia
serahkan semua urusannya kepada Allah ta’ala, ia yakin bahwa Allah tidak
akan salah menentukan jodoh baginya. Mungkin pilihan sang ayah adalah
yang terbaik untuknya.
Di tempat yang berbeda, rasa kecewa
dirasakan oleh sang ikhwan, bagaimana tidak, wanita yang selama ini
telah menjadi incarannya karena keindahan akhlak dan agamanya, telah
lebih dulu di pinang oleh selainnya.
Tanggal pernikahanpun telah
ditetapkan, namun sang ikhwan masih belum bisa menghilangkan rasa cinta
yang ada di hatinya. Setiap saat ia terus berdo’a, “ya Allah, jika dia
adalah jodoh hamba maka permudahkanlah jalan bagi kami untuk bersama,
namun bila kami tidak engkau takdirkan bersama maka hilangkanlah rasa
cinta ini untuknya”.
Besok adalah hari pernikahan sang Akhwat
dengan laki-laki pilihan ayahnya, dan sang ikhwan termasuk orang yang di
undang untuk menghadiri pernikahan tersebut. Malam itu sulit rasanya
bagi sang ikwan untuk memejamkan matanya, besok ia akan melihat orang
yang ia cintai menikah dengan orang lain dihadapannya. Lidahnya terus
mengeluarkan sebuah do’a. “Ya Allah jika memang dia jodoh hamba, maka
permudahkanlah jalan kami”.
“akhi, dia sudah di lamar orang, dan
besok dia akan menikah, kenapa antum masih terus berdo’a seperti itu?”
ujar teman yang tinggal satu kontrakan dengannya.
“akhi, sebelum
janur kuning melengkung, dia belum milik siapa-siapa” ujar pemuda itu
dengan mantap menjawab pertanyaan temannya.
Akhirnya sang teman
hanya bisa tersenyum heran , kok bisa-bisanya ia masih mengharapkan
cinta dari seseorang yang detik pernikahannya sudah di depan mata.
Keesokan harinya, berangkatlah sang ikhwan menuju walimahan akhwat
idamannya. Dan dia adalah orang pertama yang hadir di walimahan
tersebut, disusul setelahnya para undangan yang lain dan kerabat dari
mempelai wanita.
Tamu undangan sudah menepati tempat yang sudah
di sediakan dan ijab-qabulpun sebentar lagi akan dilaksanakan. Namun
rombongan mempelai pria belum juga tiba.
Lama mereka menunggu,
hingga acarapun di undur sampai beberapa jam dari jadwal aslinya, tapi
tetap belum ada tanda-tanda kedatangan dari rombongan mempelai pria.
Kegelisahan mulai tampak dari keluarga mempelai wanita. Bagaimana
tidak, para undangan sudah lama menunggu. Tidak terbayang rasa malu yang
akan menimpa keluarga kalau pernikahan sampai dibatalkan.
Akhirnya sang bapakpun maju menemui putrinya, “wahai putriku, sepertinya
calon suamimu tidak akan datang, sedangkan tamu undangan sudah menunggu
lama, agar mereka tidak kecewa, apakah engkau memiliki seorang
laki-laki shalih yang mau menikahimu?” ujar sang bapak.
Rasa bahagia menyelimuti akhwat tersebut “ ada ayah, dan dia orang pertama yang hadir pada walimahan ini” sahutnya.
Sang Ikhwanpun dipanggil untuk menanyakan kesiapannya menikahi sang
akhwat. Bagai mukjizat, sang ikhwan hampir tidak percaya dengan apa yang
ia dengarkan, maka tanpa ba,bi,bu diapun langsung menerima tawaran
tersebut.
Keluarga sang ikhwanpun dihubungi untuk mendapatkan
restu mereka. Dan tatkala restu dari keluarga ikhwan mereka dapatkan,
dilangsungkanlah pernikahan antara sang Ikhwan dan akhwat pujaan hatinya
dengan mahar seadanya.
Tatkala malam tiba, sang ikhwanpun menelpon para sahabat satu kontrakannya dan mengatakan “Akhi ana sudah menikah”. ujarnya
Betapa kagetnya mereka mendengar penuturan sang ikhwan, sesuatu yang
tadinya mereka anggap mustahil, tapi dengan do’a dan kesungguhan hal
tersebut bisa menjadi kenyataan.
Subhanallah begitu indah
perjalanan cinta sejati. Begitulah jodoh tidak akan kemana. Terlihat
seperti senetron, tapi sungguh ini kisah nyata.
Kisah ini seperti diceritakan oleh seorang ikhawah, dalam cerita ini beliau adalah sahabat sang ikhwan.
Subhanallah.......