Mengingat nikmat surga dan
azab neraka serta mengingat mati.
Surga adalah tempat
kegembiraan dan pelipur lara serta terminal dari perjalanan seorang mu’min, dan
jiwa secara fitrah tidak akan bersedia untuk berkorban, beramal dan teguh
pendirian kecuali jika dia mengetahui akan adanya balasan yang akan meringankan
segala kesulitan serta memudahkan jalan yang penuh dengan kesulitan dan
rintangan.
Siapa yang mengetahui
akan adanya imbalan ini tentu akan merasakannya ringannya tugas yang berat,
sebab dia mengetahui jika dirinya tidak teguh maka dia akan kehilangan syurga
yang luasnya sebesar langit dan bumi, sementara itu disisi lain jiwa manusia
membutuhkan sesuatu yang dapat mengangkatnya dari unsur bumi ke alam yang
tinggi.
Dan Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam menjadikan mengingat syurga sebagai sarana untuk
memperkokoh keteguhan para sahabatnya, dalam hadits hasan shahih, Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam menemui Yasir, Ammar dan Ummu Ammar yang sedang
disiksa di jalan Allah Subhanahu wata’ala, maka beliau Bersabda kepada
mereka:
“Sabarlah wahai
keluarga Yasir, sabarlah wahai keluarga Yasir, sesungguhnya janji untuk kalian
adalah syurga"
[Riwayat Hakim 3/383, haditsnya Hasan Shahih, lihat takhrijnya dalam
Fiqhusshirah tahqiq Albani hal 103
Demikian juga halnya Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam mengucapkan kepada orang-orang Anshor:
“Sesungguhnya kalian
setelahku akan menemukan sifat-sifat egoisme, maka bersabarlah kalian sampai
kalian menemukanku di Haudh (telaga/hari kiamat)” [Muttafaq Alaih]
Begitu juga dengan
mempelajari dua kelompok (yang bahagia dan celaka) dialam kubur, dalam Mahsyar,
Hisab, Mizan, Shiroth, dan semua tempat di akhirat.
Demikian juga halnya
dengan mengingat mati, akan melindungi seorang muslim dari kejatuhan, dan
menahannya manakala berhadapan dengan larangan-larangan Allah sehingga dia tidak
melampauinya. Karena jika seseorang mengetahui bahwa kematian lebih dekat
kepadanya dari tali sendalnya, dan waktunya mungkin tinggal beberapa saat saja,
dia tidak akan membiarkan dirinya tergelincir atau melakukan perbuatan yang
menyimpang. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda :
“Perbanyaklah kalian mengingat
sesuatu yang akan menghancurkan segala kelezatan (kematian)" [Riwayat Turmuzi, 2/50 dan di
shahihkan dalam Irwa’ul Ghalil, 3/145]