Selamat Datang di AHLUL QUR'AN

Kepatuhan Ismail as dan Kesabaran Ibrahim as


       Tiga malam berturut - turut Nabi Ibrahim as bermimpi,

Dalam mimpinya Ia diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putra-Nya yang tercinta, Nabi Ismail as.
Awalnya, ada sedikit keraguan yang tercuat dari benak pemikiranya, apa ia anak yang ia cintai harus disembelih?! Tanyanya dengan penuh keragu-raguan, sembari meminta petunjuk.
Dimalam yang ketiga, Ibrahim as bermimpi hal yang sama, kalau putranya yang tercinta harus benar - benar di sembelih. Dengan hati yang tara kase, dia basuara ke anaknya.
"Wahai anakku, sudah tiga malam ayah bermimpi kalau engkau harus di sembelih, ini merupakan perintah langsung dari Tuhan semesta alam, bagaimana menurutmu wahai anakku?! "
Apa jawaban Ismail yang kecil belia itu?
"Wahai ayahku, kalau memang itu perintah dari Tuhan, lakukanlah, semoga kita termasuk orang-orang yang sabar,".
Berlinanglah air mata Ibrahim karena melihat keteguhan putranya yang masih belia itu serta betapa berat ujian yang Allah berikan kepadanya.
Saat yang ditentukan pun tiba, dengan ucapan yang polos penuh kesungguhan, Ismail as meminta beberapa persyaratan kepada Ayahnya sebelum dimulainya eksekusi.
Ismail as: wahai ayahku, asahlah pedangmu setajam mungkin agar mempercepat kematianku, tutuplah kedua mataku dengan kain agar aku tak melihatmu, ikatlah kedua kaki dan tanganku dengan ikatan yang kuat agar aku tidak mudah meronta, dan terakhir, kain yang digunakan untuk menutup kedua mataku ini agar diberikan kepada ibu.
Singkat cerita, tibalah mereka berdua di suatu lembah yang sunyi.
Pedang yang terasah tajam sudah siap menancap di leher Ismail as. Namun apa yang terjadi, diceritakan dalam beberapa riwayat kalau pedang yang telah digesek tepat di leher Ismail tiba-tiba tumpul tak melukai.
Tiba-tiba, datanglah utusan Allah. Malaikat Jibril mendatangki mereka berdua dan menyerahkan seekor kibas, atau domba, untuk dijadikan sebagai penganti dari pada Ismail as.
Ucapan Syukur, Takbir, Tahlil, dan Tahmid, berkumandang dari kedua mulut mereka. Dengan rasa Syukur, seekor kibas pun di sembelih sebagai penganti dari Ismail dan kemudian dibagikanya daging tersebut ke para fakir miskin.
Semoga kisah dari kedua Nabi di atas dapat memberikan kita pelajaran. Tak sekedar dari ibadah seremonial yang dilakukan sekali setahun yang dimana, hanya sekedar menyajikan ala kadar yang mewah.
Tetapi esensi atau nilai yang bisa kita petik dari cerita di atas adalah, melihat keteguhan Ismail dalam mengikuti perintah Allah, dan Kesabaran serta kepatuhan yang ditunjukan Ibrahim.
Dengan keyakinan yang tajam setajam pedang yang di asah. Ia telah menunjukan kalau segala keyakinan yang kuat, serta kesabaran yang sejalan dengan keikhlasan akan memberikan kemudhan sesudah datangnya kesusahan.
12, Sept, 2016.
 Selamat Hari Raya Idul Adha 1437 H.
www.yusronalhafidz.blogspot.com

Share this post :
 
Support : yusron | DownloadRPP | BerintaNanggroe
Copyright © 2015. AHLUL QUR'AN - All Rights Reserved
Template by Cara Mudah Modified by yusronalhafizh
Proudly powered by Blogger